HarianBorneo.com, SAMARINDA — Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyoroti belum meratanya pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah Kaltim. Ketimpangan distribusi bantuan tersebut menjadi perhatian serius, mengingat tujuan utama program ini adalah untuk memastikan anak-anak memperoleh asupan gizi yang memadai.
Meskipun MBG telah membawa dampak positif, Ananda menilai akses program ini masih belum menjangkau seluruh daerah secara adil. “Hasil evaluasi lapangan menunjukkan bahwa Program MBG memberikan dampak positif yang lebih luas dari sekedar menyediakan kebutuhan gizi anak,” ujar politisi yang akrab disapa Nanda ini.
Ia juga mengungkapkan adanya efek lanjutan dari program ini terhadap sektor pertanian lokal. Menurutnya, para petani yang terlibat sebagai pemasok bahan pangan turut merasakan manfaat dan bahkan menjadi lebih aktif dalam merancang pola tanam mereka.
“Saat kunjungan kerja ke salah satu dapur MBG di Kutai Kartanegara, kami melihat langsung bagaimana program ini memberi ruang baru bagi petani. Mereka bahkan bertanya kepada tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tentang jenis tanaman yang dibutuhkan,” terangnya.
“Ini seperti membuka harapan baru. Jadi petani tak hanya menjual hasil panen seperti biasanya, tapi bisa menyusun rencana tanam yang lebih strategis,” tambahnya.
Nanda menegaskan pentingnya keterlibatan serius pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam mendukung kelangsungan dan pemerataan program MBG. Ia berharap hasil evaluasi di lapangan dapat ditindaklanjuti hingga ke pemerintah pusat.
“Program ini harus kita hubungkan dengan pengawasannya kepada pemerintah pusat, khususnya kepada Badan Gizi Nasional (BGN),” tegasnya.
Dengan perbaikan sistem distribusi dan koordinasi yang lebih solid, ia berharap MBG dapat memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak di seluruh Kalimantan Timur. (DPRDKaltim/Adv/IKH).