HarianBorneo.com, SAMARINDA – Tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun yang kelam bagi perekonomian global oleh pakar ekonom. Bukan tanpa alasan mereka berkata demikian, mengingat dunia tengah berada dalam bayang-bayang krisis energi dan pangan.
Selain imbas dari pandemi Covid-19 yang masih terasa, perang antara Rusia dan Ukraina juga mempengaruhi negara-negara di dunia untuk mencukupi kebutuhannya pada dua sektor tersebut, salah satunya Indonesia.
Meski berada dalam bayang-bayang krisis, Indonesia seharusnya mampu melaluinya. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. Menurutnya, Kaltim ataupun Indonesia tidak layak mengalami krisis pangan dan energi karena memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah.
“Ketika bangsa lain khawatir dengan krisis pangan, kita punya sumber daya pangan yang luar biasa. Ketika negara lain khawatir dengan krisis energi, kita memiliki sumber energi yang melimpah. Jadi seharusnya kita tidak layak untuk mengalami krisis,” kata Samsun, Jumat (20/1).
Walau memiliki SDA yang melimpah, bukan berarti negara tidak mengantisipasi fenomena ini mengingat tidak ada satupun negara yang mampu berdiri sendiri. Mengutip kalimat Presiden pertama RI, Soekarno, Politisi PDIP ini menyebut Indonesia berada di tamansarinya internasionalisme atau lingkungan bangsa-bangsa.
“Artinya kita tidak mungkin berdiri sendiri dan pasti akan bergantung dengan bangsa lain. Ini harus kita lihat pengaruh bangsa lain ini berada di sisi positif atau negatif. Semoga kita memberikan dampak positif, artinya bukan banyak impornya, tetapi harus banyak ekspornya,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Samsun berharap pemerintah baik di nasional maupun daerah mampu memperbaiki manajemennya karena semua SDA hampir dimiliki oleh Indonesia. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah mampu memaksimalkan SDA yang ada untuk bertahan di tengah bayang-bayang krisis global.(NF/Adv/DPRDKaltim)