HarianBorneo.com, SAMARINDA – Dinas Pemberdayaan Perempun dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda terus berupaya berperan aktif untuk menekan angka stunting di Kota Tepian.
Plt Kepala DP2PA Samarinda, Deasy Evriyani menerangkan, salah satu program DP2PA untuk menurunkan stunting adalah pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA). Program tersebut adalah program pencegahan stunting sejak dini.
“Karena ketika diperhatikan dari hulu hingga hilir, salah satu penyebab stunting dan kekerasan pada anak adalah adanya pola asuhan keluarga yang tidak tepat,” ujarnya, Kamis (9/2/2023).
Melalui PUSPAGA tersebut, pihaknya berharap bisa mencegah terjadinya perkawinan dini dengan mengurangi angka gizi buruk pada ibu dan anak, serta menurunkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada anak.
Selain itu, pihaknya pun terus melakukan edukasi parenting ke institusi sekolah. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Samarinda.
“Kami selalu bekerjasama dengan PKK melalui kegiatannya Goes to School dan Goes to Campus. Ada tiga materi yang kita sosialisasikan yaitu stop narkoba, stop bullying dan stop stunting. Serta pencegahan perkawinan usia anak,” bebernya.
Namun, DP2PA Samarinda tidak bekerja sendiri. Pihaknya bekerjasama dengan jejaring yang ada. DP2PA Samarinda bekerja keras untuk mendukung pencegahan perkawinan anak, penurunan kekerasan seksual dan penurunan angka stunting di tahun 2024. (TA/Adv/PemkotSamarinda)