HarianBorneo.com, SAMARINDA – Dianggap kurang cocok dijadikan lahan pertanian dan perkebunan, sampai saat ini Kaltim masih belum bisa melakukan swasembada di sektor pangan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang.
Ia memaparkan, ketidakmampuan Kaltim dalam menopang ketahanan pangannya sendiri disebabkan kandungan tanah yang ada tidak memungkinkan untuk bercocok tanam. Tidak konsistennya kesuburan tanah menjadi faktor utama hal itu sulit tercapai jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi.
“Ini yang membuat 70 persen pangan kita masih berharap dari luar Kaltim. Kita belum bisa menopang sektor pangan karena alam kita jika dibandingkan daerah Jawa sangat berbeda tingkat kesuburannya,” beber Veridiana, Sabtu (21/1).
Metode modernisasi pertanian pun, kata Veri, belum mampu menjawab kendala perihal kandungan alam di Kaltim. Tetapi publik Benua Etam harus bersyukur karena sumber daya alam (SDA) Kaltim lebih didominasi oleh kandungan asam. Sehingga kandungan batubara di dalam tanah sangat tinggi dan mampu menghidupkan ekonomi Kaltim.
“Kandungan asam ini yang mengakibatkan kita sedikit kesulitan untuk melakukan budidaya tanaman yang bernilai ekonomis sehingga banyak yang frustasi. Tapi kita memiliki SDA yang melimpah untuk batubara serta migas,” ungkapnya.
Meski demikian, masih ada cara agar kondisi ini bisa memberikan pendapatan kepada daerah. Veri menyebut, caranya merubah pola masuk barang melalui koperasi sehingga kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan.(NF/Adv/DPRDKaltim)