HarianBorneo.com, SAMARINDA – Dibangun dengan megah untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Kaltim tahun 2008 silam, wajah Stadion Utama Palaran saat ini semakin muram. Banyak beberapa fasilitas seperti kurang terurus lantaran biaya pemeliharaan stadion yang dibangun dengan anggaran Rp800 Miliar ini terbilang mahal.
Berbagai upaya dari Pemprov Kaltim telah dilakukan agar Stadion Utama Palaran bisa lebih terawat, salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga untuk mengelolanya. Sayangnya tidak ada satupun pihak ketiga yang tertarik untuk mengelola stadion dengan kapasitas 67.000 tempat duduk ini.
Menyikapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono menginginkan agar Pemprov Kaltim bisa memperbaiki, merawat dan menjaga semua fasilitas olahraga yang telah dibangun, termasuk Stadion Utama Palaran.
“Kami mendorong Pemprov Kaltim bisa memperbaiki, merawat, menjaga, kemudian mengelola Stadion Utama Palaran dengan baik,” kata Nidya Listiyono, Jumat (10/2).
Setelah merawat dan memelihara Stadion Utama Palaran dengan baik, kata Politisi Golkar ini, Pemprov Kaltim bisa menyewakan Stadion Utama Palaran kepada masyarakat umum yang ingin menggunakannya, sehingga dana tersebut bisa masuk ke dalam kas daerah untuk menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim.
“Kalau masyarakat umum mau sewa kan itu ada pemasukannya ke kas daerah. Jadi aset itu berguna bagi peningkatan PAD Kaltim,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Komisi II DPRD Kaltim sendiri telah mengecek dan meninjau segala fasilitas yang ada di Stadion Utama Palaran. Tiyo berharap Pemprov Kaltim bisa serius untuk menata dan merawat Stadion Utama Kaltim agar aset daerah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan juga daerah. (NF/Adv/DPRDKaltim)