HarianBorneo.com, SAMARINDA – Baru-baru ini, jagat maya Kota Tepian dihebohkan dengan aksi seorang pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) yang nekat mengacungkan senjata tajam (Sajam) kepada gurunya. Video ini pun viral di media sosial (medsos) dan mendapat sorotan tajam dari netizen.
Bahkan Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi turut angkat bicara menanggapi masalah tersebut. Menurutnya, tindakan mengeluarkan siswa tersebut merupakan hal yang wajar, namun disisi lain ia meminta jangan dinilai hanya dari satu sisi saja.
Banyak faktor yang mungkin bisa saja terjadi. Namun tidak diketahui secara pasti mengapa siswa tersebut berani mengambil tindakan nekat hingga melewati batas wajar sebagaimana seorang siswa pada umumnya.
“Persoalan ini tentu tidak bisa melihat dari satu sisi saja. Ada banyak persoalan yang bisa saja berada di belakangnya,” sebut Reza, Minggu (5/3).
Contoh faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan psikologis seorang siswa seperti kondisi keluarga, pola asuh orangtua termasuk kondisi ekonomi dan lingkungan pergaulan. Tidak hanya itu, pembinaan siswa melalui peran sekolah juga seharusnya menjadi kunci utama pembentukan mental dan etika seluruh siswa.
“Sekolah juga berpengaruh. Bagaimana selama ini guru dalam memberikan pendidikan. Jadi semua perlu dievaluasi secara menyeluruh,” tekannya.
Langkah sekolah yang mengambil tindakan dengan mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah sangat didukung oleh Politisi Gerindra ini, lantaran tindakan itu juga mampu memberikan pembelajaran bagi siswa maupun siswi lainnya agar tidak melakukan hal yang serupa.
“Sekolah pasti sudah punya pertimbangan tersendiri saat mengeluarkan siswa. Itu sebagai pembelajaran pada siswa lainnya. Jika memang siswa tidak bisa dididik dengan baik maka wajar apabila dikembalikan dulu ke orangtua,” tegasnya.
Diketahui belakangan ini banyak kejadian serupa di lingkungan sekolah, hal itu juga menandakan telah terjadi degradasi moral dan etika siswa kepada gurunya. Menanggapi hal itu Reza menjelaskan akibat hilangnya mata pelajaran tentang pendidikan moral pancasila jadi penyebabnya.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh unsur pemerintahan, mulai tingkat pusat hingga tingkat daerah, seperti salah satunya kegiatan pendidikan wawasan kebangsaan yang turun ke sekolah-sekolah.
“Ini dilakukan agar tidak ada kejadian seperti ini. Kami mendukung agar ke depannya pembentukan moral siswa semakin dirasakan oleh para siswa,” tandasnya. (NF/Adv/DPRDKaltim)