HarianBorneo.com, SAMARINDA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersinergi dalam Program Ulama Peduli Inflasi (UPI).
Kegiatan Ulama Peduli Inflasi dibuka langsung oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor yang dilaksakan di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda, Selasa (28/3). Isran mengatakan bahwa Inflasi Kaltim masih dalam kondisi terkendali dan berada di bawah inflasi nasional.
“Inflasi kita terjadi tapi terkendali dan dibawah nasional very good,” kata Isran, Selasa (28/3).
Keberhasilan ini tercapai bukanlah prestasi dari Gubernur, tetapi hasil kerja seluruh rakyat, lembaga otonom, lembaga vertikal, TNI, Polri Kejaksaan Pengadilan Tinggi, Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta Perangkat Daerah yang ikut berperan. Jika tidak ada kerjasama yang baik maka tidak ada prestasi.
“Itu adalah sebuah hasil kerja yang sangat bernilai tinggi, ketika kita menjaga dengan kondisi baik dan terkendali, saya ingatkan Inflasi harus terkendali,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Perwakilan BI Kaltim, Ricky P Gozali menjelaskan, program Ulama Peduli Inflasi adalah salah satu tidak lanjut rekomendasi pengendalian inflasi yang ditetapkan dalam High Level Meeting TPID Kaltim.
“Program ini merupakan bagian dari implementasi strategi yaitu komunikasi yang efektif dalam rangka pengelolaan efektasi implementasi masyarakat Kaltim. Selain itu Program ini juga merujuk pada arahan Presiden dimana menghimbau kepada semua pihak untuk kompak dan bersatu dalam pengendalian inflasi,” ungkap Ricky.
Bank Indonesia selaku regulator, kata Ricky, turut meminta dukungan Pemerintah, MUI, para Pemuka Agama untuk menyerukan imbauan kepada masyarakat dalam rangka pengendalian Inflasi.
“Kami menyadari peran tokoh agama sangat penting dan membekas ketika menyampaikan edukasi langsung pada masyarakat dengan bahasa yang lebih mudah dipahami,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kaltim, Abdul Khaliq menjelaskan, pihaknya siap menerjunkan tidak kurang dari 1.230 ulama, dai dan penyuluh agama dari semua agama untuk mendukung program Ulama Peduli Inflasi ini.
“Harapannya tokoh agama dan para dai ini bisa menyampaikan upaya pengendalian inflasi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, persuasif dan edukatif kepada masyarakat,” singkatnya.
Di sisi lain, Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap keberadaan ulama dan juga ulama yang peduli terhadap inflasi.
“Artinya bahwa, ulama kita punya peran dan andil besar, hukum-hukum perdagangan dan jual-beli dalam Islam itu adalah membawa kebaikan,” pungkasnya. (NF/Adv/DPRDKaltim)











