HarinBorneo.com, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) memperkuat langkah-langkah penanganan stunting melalui pelaksanaan audit kasus yang menyeluruh. Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, mengungkapkan bahwa tujuan audit kasus stunting ini adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi guna menentukan sejauh mana kondisi di lapangan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Dengan cara ini, risiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta, dan balita bisa diidentifikasi secara lebih detail.
“Audit kasus ini memungkinkan kita untuk memahami berbagai risiko dan penyebab potensial, baik yang langsung seperti asupan gizi yang kurang memadai dan penyakit infeksi, maupun yang tidak langsung,” kata Sunggono. Menurutnya, identifikasi penyebab ini sangat penting untuk penanganan stunting yang tepat di wilayah Kukar.
Pelaksanaan audit kasus stunting di Kukar melibatkan empat tahap utama, yaitu identifikasi risiko dan penyebab berbasis surveilans, pembentukan tim audit, pelaksanaan audit dan pendampingan manajemen, serta diseminasi hasil audit dan evaluasi rencana tindak lanjut (RTL). Setiap tahap dirancang untuk memastikan bahwa langkah konkret dalam penanganan stunting dapat dilakukan secara efektif.
Pemkab Kukar juga bermitra dengan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TP2K) untuk merekomendasikan berbagai program pencegahan. Rekomendasi tersebut meliputi edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, sosialisasi bahaya asap rokok, pemberian makanan tambahan berbasis lokal, konseling gizi, serta pemberian makanan tambahan khusus untuk bayi dan anak. Selain itu, tim juga memberikan pendampingan kepada orang tua dalam memberikan stimulasi perkembangan anak yang sesuai dengan usia mereka dan memonitor berat serta panjang badan anak secara rutin.
Sunggono menekankan bahwa upaya pencegahan stunting ini harus dimulai dari calon pengantin dan ibu hamil melalui perubahan gaya hidup, konsumsi makanan bergizi, kebiasaan berolahraga, serta menjaga lingkungan yang bersih dan bebas dari asap rokok. “Pemenuhan gizi seimbang belum dipahami sebagai kebutuhan oleh sebagian besar masyarakat. Kami akan terus mengedukasi pentingnya pola hidup sehat sejak sebelum pernikahan,” tambahnya.
Pemkab Kukar berharap seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga dan tenaga kesehatan, dapat bekerja sama untuk mencapai target pengurangan stunting secara signifikan. “Kami sangat berharap dukungan semua pihak agar angka stunting di Kutai Kartanegara dapat turun berkelanjutan, demi terwujudnya zero stunting dan zero new stunting,” tegas Sunggono.
Dengan komitmen yang kuat dan pendekatan terpadu ini, Pemkab Kukar optimistis mampu menciptakan generasi yang sehat dan terbebas dari risiko stunting, serta menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak di wilayahnya. (VY/Adv/DiskominfoKukar)