HarianBorneo.com, SAMARINDA – Banyaknya Perusahaan Daerah (Perusda) di Bumi Etam mendapat sorotan tajam dari Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono. Bahkan tidak sedikit dari direksi perusda di Kaltim ada yang tersandung kasus korupsi seperti yang baru-baru ini dibekuk oleh Kejaksaan Tinggi Kaltim.
Menurut Legislator yang akrab disapa Tiyo ini, terungkapnya kasus korupsi di dalam tubuh Perusda sendiri tentu menjadi catatan buruk. Padahal sebelum diangkat menjadi direksi di Perusda, mereka perlu menjalani serangkaian seleksi, di mana pemilik saham mayoritas dari perusda yaitu pemerintah provinsi selalu memberikan langkah-langkah preventif dan mitigasi kepada mereka.
“Proses seleksi direksi perusda itu kan harus terbuka, transparan, akuntabel dan harus dipilih orang-orang yang punya kapasitas dan kredibilitas. Integritas juga paling penting. Jadi kalau sudah begitu kita bicara iman saja lagi. Memang kalau melihat hal begitu, semuanya bisa tergoda, tapi semua itu tergantung iman saja lagi,” ucap Tiyo, Kamis (23/2).
Seharusnya, kata Tiyo, setidaknya Standard Operational Procedure (SOP) di suatu perusda bisa dijalankan dengan baik. Jika kemudian ada yang terpeleset ke sebuah kasus rasuah, maka itu bergantung pada masing-masing personal. Oleh sebab itu, dia ingin DPRD Kaltim bisa dilibatkan dalam proses seleksi para calon direksi perusda.
“Di fit and proper test misalnya. Supaya rekam jejaknya bisa terkoneksi ke kami. Memang ada second opinion ya, baik dari tim panitia seleksi (pansel), DPRD juga ada yang mewakili. Jadi kami bisa sama-sama menyeleksi,” imbuhnya.
Terlepas dari itu, Politisi Partai Golkar ini menyebut bahwa mengukur integritas seseorang memang agak sulit. Namun, minimal rekam jejak dan jejak digital yang bersangkutan bisa menjadi acuan.
“Ya harapannya, perusda-perusda yang hari ini ada, bisa menjaga kredibilitasnya. Sebab sampai saat ini masyarakat terus memonitor Anda. Perusda yang bersih dan transparan saja tak cukup. Perusda memang dituntut untuk menghasilkan. Jika sekadar bersih dan transparan tapi tak menghasilkan pun bakal jadi pertanyaan besar di benak masyarakat,” tandasnya. (NF/Adv/DPRDKaltim)