HarianBorneo.com, SAMARINDA – Salah satu penyebab inflasi nasional meningkat, berasal dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun Pemerintah Pusat meminta kepada setiap pemerintah daerah, untuk ikut terjun dalam menurunkan inflasi, melalui pemotongan dana transfer sebesar 2 persen, melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022.
Arahan ini pun direspon cepat oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun. Orang nomor satu di Samarinda ini memastikan telah menyusun strategi, yang dipulikasikan kepada para awak media. Dalam penjelasan resminya, saat ini pihaknya sudah menyiapkan anggara khusus untuk bantuan soaial, penciptaan tenaga kerja dan atau bantuan transportasi. Sesuai dengan PMK di atas, dari pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU).
“Totalnya Rp 16,5 miliar atau diambil dari BTT. Saya tidak ingin berdebat panjang, lebih baik kita respon cepat apa yang menjadi arahan bapak presiden untuk menekan inflasi,” ungkap Andi di depan pada awak media, Rabu (14/9/2022).
Meskipun saat ini di daerah Kaltim, tingkat inflasinya di bawah angka nasional, namun ia menginginkan Samarinda harus siap menghadapi menghadapi dampak kenaikan BBM. Meski demikian ia memastikan untuk urusan pembangunan tetap berjalan, melalui anggaran probebaya yang disiapkan sebesar Rp 25 miliar, yang berasal dari sisa anggaran Probebaya
“Sebagian akan digunakan untuk program padat karya. Hal ini juga sudah saya sampaikan sekda dan TAPD hingga camat lurah untuk lakukan komunikasi, sebagiannya itu kami alokasikan untuk warga tidak mampu, bentuknya seperti apa kami carikan formulasinya,” tegasnya.
Selebihnya ia memastikan inflasi di Kota Samarinda masih jauh lebih rendah dari daerah lainnya. Hal ini ia akui setelah melakukan tinjauan beberapa harga komoditas di sejumlah pasar tradisional. Namun ia memberikan catatan untuk tabung gas, lantaran isinya tidak sesuai dengan perhitungan yang diukur dari alat tera milik Dinas Perdagangan Kota Samarinda.
“Ini sudah menjadi penyelidikan pihak kepolisian. Untungnya kita memiliki alat tera sendiri. Nantinya kami juga akan melakukan peninjauan di beberapa agen dan distributor,” demikian Andi Harun.(Im/Adv)