Soal Penanggulangan Banjir di Samarinda, Pemkot Akan Fokus Tangani Ganti Rugi dan Dampak Sosial

- Jurnalis

Rabu, 19 Oktober 2022 - 14:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wali Kota Samarinda, Andi Harun saat diwawancara awak media. (Foto: Ist)

Wali Kota Samarinda, Andi Harun saat diwawancara awak media. (Foto: Ist)

HarianBorneo.comSAMARINDA – Guna mewujudkan mimpi Samarinda bebas banjir, Pemkot Samarinda terus melakukan dengan berbagai stakeholder. Salah satunya Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim.

Wali Kota Andi Harun menyambut baik pertemuan antara pemerintah kota dengan Dinas PUPR-Pera Kaltim yang diwakili oleh Kabid Sumber Daya Air (SDA) Runandar di Balaikota Samarinda, Rabu (19/10/2022) kemarin.

Pertemuan tersebut diketahui membahas progres penanggulangan banjir di Samarinda pada 2022 ini serta rencana kegiatan untuk 2023 mendatang.

Kepada awak media, Runandar menyebut, normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) misalnya, tak terasa sejak dimulai 2019 silam pengerjaannya kini telah mencapai 70 persen.

“Tahun ini sisanya hampir 6 kilometer lagi untuk dinormalisasi (dari panjang total SKM sekitar 17 kilometer). Kami menunggu penyelesaian masalah sosial,” ungkapnya.

Runandar memaparkan, normalisasi SKM dilakukan mulai dari hilir ke hulu, dan terkini sudah mencapai segmen Bengkuring. Namun, ada sejumlah wilayah di hilir yang belum dinormalisasi lantaran masih terkendala masalah sosial. Seperti misalnya di seberang segmen Ruhuirahayu – Gang Nibung.

“Itu akan berlanjut lagi tahun ini. Kemudian, kami target juga yang di Tarmidi harusnya November ini. Tapi masih menunggu masalah sosial, memang tak semudah membalikan telapak tangan,” ujarnya.

“(Normalisasi SKM) secara umum ada penyempitan-penyempitan, terutama di Tarmidi, ada bottleneck di situ, mungkin kalau kita lihat sungai besar mengecil di situ. Jadi menghambat aliran ke muara Sungai Mahakam,” sambungnya.

Memang, banjir di Samarinda dikatakan Runandar tak bisa tuntas sepenuhnya. Hanya saja, banjir bisa ditangani untuk lebih cepat surut. Sebab itu, ia juga mengharapkan kesadaran masyarakat untuk tak membuang sampah sembarangan, lantaran banyak temuan pihaknya drainase perkotaan yang tersumbat.

“Yang biasanya genangan banjir terjadi selama dua hari, setelah ditangani surut dalam 3 jam. Kalau di perkotaan banjir, itu karena drainase tersumbat, misalnya ada ban mobil,” sebutnya.

Sementara itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan bahwa pihaknya akan terus membangun koordinasi dengan pemerintah daerah.

Sebab dalam rencana ini, Pemkot Samarinda hanya akan berfokus pada pembebasan lahan dan dampak masalah sosial.

Ia menyebut, Pemkot Samarinda bertanggung jawab terhadap ganti rugi lahan bagi masyarakat yang memiliki alas hak berupa sertifikat pemilik atas bangunan, termasuk dampak sosial berupa pemukiman warga yang berdiri di atas tanah negara maupun sempadan sungai.

“Kalau ada alas hak kita hitung per meter, kalau bangunan berdiri di atas tanah negara atau semapdan sungai kami akan beri dana kerohiman (santunan),” ujarnya, Kamis (19/10/2022).

Terdekat, lanjut mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim itu, penyelesaian masalah sosial menyasar segmen Tarmidi di Jalan Kehewanan. Pemkot tengah melakukan pendataan pemilik bangunan.

“Karena sebagian di sana bukan pemilik asli. Ada juga (bangunan) yang sudah dibebaskan tapi dipindah tangankan. Ini kita cek satu-satu. Kita menerapkan asas hati-hati dalam mengelola keuangan,” jelasnya.

Andi Harun menekankan, penanggulangan banjir di Samarinda akan terus diseriusi Pemkot Samarinda. Jika sejumlah masalah sosial tak selesai pada 2022 ini, maka akan dilanjutkan pada 2023 hingga 2024 mendatang.

“Jadi kita minta juga kesukarelaan warga dalam terlibat penangan banjir,” pungkasnya.(Rf/Adv)

Berita Terkait

Revitalisasi Pasar Pagi Disorot, DPRD Samarinda Desak Pemkot Prioritaskan Pedagang Lama
DPRD Samarinda Siapkan Regulasi untuk Kendalikan Ritel Modern, Lindungi UMKM Lokal
Kasus Doxing Meningkat, DPRD Samarinda Desak Penegak Hukum Ambil Langkah Tegas
Minim Sosialisasi, DPRD Samarinda Desak Pemkot Perluas Informasi Soal Sekolah Rakyat
DPRD Samarinda Tegas Tolak Jual Beli Buku di Sekolah Negeri
DPRD Samarinda Desak Pemerataan Program Makan Bergizi di Semua Sekolah
Sampah Jadi Sorotan, DPRD Samarinda Dorong Aksi Bersama Atasi Krisis Lingkungan
TPS di Jalan Padat Karya Dikeluhkan Warga, DPRD Minta Pemerintah Prioritaskan Hak atas Lingkungan Sehat

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:11 WIB

Revitalisasi Pasar Pagi Disorot, DPRD Samarinda Desak Pemkot Prioritaskan Pedagang Lama

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:08 WIB

DPRD Samarinda Siapkan Regulasi untuk Kendalikan Ritel Modern, Lindungi UMKM Lokal

Kamis, 17 Juli 2025 - 16:32 WIB

Kasus Doxing Meningkat, DPRD Samarinda Desak Penegak Hukum Ambil Langkah Tegas

Kamis, 17 Juli 2025 - 16:28 WIB

Minim Sosialisasi, DPRD Samarinda Desak Pemkot Perluas Informasi Soal Sekolah Rakyat

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:21 WIB

DPRD Samarinda Tegas Tolak Jual Beli Buku di Sekolah Negeri

Selasa, 15 Juli 2025 - 16:08 WIB

Sampah Jadi Sorotan, DPRD Samarinda Dorong Aksi Bersama Atasi Krisis Lingkungan

Selasa, 15 Juli 2025 - 16:06 WIB

TPS di Jalan Padat Karya Dikeluhkan Warga, DPRD Minta Pemerintah Prioritaskan Hak atas Lingkungan Sehat

Senin, 14 Juli 2025 - 16:47 WIB

Pembangunan Chinatown Samarinda Harus Libatkan Komunitas dan Rancang Dampak Ekonomi Nyata

Berita Terbaru

Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi. (Foto : Ist)

Advertorial

DPRD Samarinda Tegas Tolak Jual Beli Buku di Sekolah Negeri

Rabu, 16 Jul 2025 - 16:21 WIB