HarianBorneo.com, TENGGARONG – Kepala Desa (Kades) Menamang Kiri, Jainuddin mengatakan bahwa, hampir 80 persen warganya merupakan petani sawit yang mengelola lahannya secara pribadi. Tak main-main, sawit yang dihasilkan petani pun mencapai angka 300 ton per panennya.
Dari hasil sawit tersebut, diakuinya jika perkebunan sawit di Desa Menamang Kiri memiliki potensi yang cukup besar. Bahkan selama ini diakuinya perkebunan kelapa sawit mampu membantu perkembangan desanya dan menambah perekonomian warga.
“Untuk penghasilan dari sawit itu dari satu kelurahan mencapai 300 ton, yang artinya potensi perkebunan sawit di desa kami cukup besar,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (3/4/2023).
Dengan hasil 300 ton sawit setiap kali panen, Jainuddin mengaku perlu adanya pengembangan industri perkebunan sawit yang selama ini dikelola sendiri oleh desanya itu.
Nilai jual sawit di desanya juga diakui Jainuddin terbilang murah, yakni dikisaran harga Rp 1,7 ribu per kilonya.
Hal ini terjadi akibat, akses jalan menuju Desa Menamang Kiri yang belum baik dan perlu ada pembenahan infrastruktur, sehingga tengkulak dan Terima Beli Sawit (TBS) perusahaan membeli sawit warga dengan harga murah, akibat perlu biaya angkutan lebih.
“Dijual ke Tengkulak atau Terima Beli Sawit (TBS). Untuk harga jualnya terbilang lebih murah dari pasaran yang Rp.2,4 ribu perkilo,” ungkapnya.
Dirinya berharap dengan potensi yang ada, pemerintah bisa mendukung perkebunan sawit di Desa Menamang Kiri.
“Seperti memberikan bantuan yang dibutuhkan saat ini berupa bibit sawit, pupuk, dan jalannya,” pungkasnya. (VY/Adv/PemkabKukar)