HarianBorneo.com, SAMARINDA – Tingginya angka kekerasan seksual masih menjadi polemik di Kota Samarinda.
Dilansir dari data kasus kekerasan perempuan dan anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Samarinda terdapat 19 kasus yang ditangani.
Melihat perkara tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Damayanti sampaikan perkara ini menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat.
“Menjadi pukulan untuk kita semua,
hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah kontak tapi juga menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat,” ucapnya, Jum’at (20/1/2023).
Dirinya menyampaikan perlunya edukasi sejak dini kepada anak, dan jangan menjadikan seks menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan.
“Padahal pembelajaran tentang seks ini perlu untuk mencegah hal hal yg tidak diingan terjadi,” ujarnya.
Dewan Perempuan itu mengharapkan edukasi perlu dimulai kepada anak sejak Sekolah Dasar, terkait bagaimana akibat jika melakukan hal yg diluar batas bahwa seks bukan hanya soal suka sama suka, tetapi membuat efek yang negatif kedepan.
selanjutnya, dia menghimbau kepada orang tua untuk mengedukasi kepada anaknya, sehingga anak bisa terbuka ketika ada hal yang dirasa tidak pantas untuk segera disampaikan.
Bagaimana pun generasi muda adalah penerus bangsa, jika hal ini terjadi di usia masih kecil akan membuat masa depan menjadi terganggu, tutupnya.
Nasib bangsa 15 tahun kedepan dilihat dari bagaimana kondisi anak saat ini,
“jika kualitas anak saat ini tidak baik, bagaiman kedepannya bangsa kedepannya,” tutupnya.(MR/Adv/DPRDSamarinda)