HarianBorneo.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda, bersama Dinas Pendidikan dan DPRD Kota, tengah menekankan pentingnya pemerataan dalam bidang pendidikan guna mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar daerah.
Upaya tersebut tidak hanya difokuskan pada pengembangan pendidikan di pusat kota, tetapi juga secara khusus di wilayah terpencil, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Tertular). Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk memastikan akses pendidikan yang merata dan menyeluruh bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali.
Hal tersebut diungkapan oleh Sektretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar yang mengatakan dalam pemerataan tersebut juga perlu memperhatikan semua aspek yang berhubungan langsung dengan dunia penididikan terkhusus di wilayah terpencil dan tertinggal.
“yang kita harapkan juga bahwa pemerataan pendidikan itu bukan hanya dalam bidang satana prasarana saja, tapi dalam bidang tenaga pendidiknya artinya guru guru yg ada di wilayah terpencil ataupun terluar yang ada di kota samarinda seperti di perbatasan Bantuas, Sungai Siring, dan Loakumbar” ujarnya pada Kamis (22/2/2024).
Dirinya juga mengatakan, pada wilayah terpencil tersebut perlu adanya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi, dikarekan saat ini ada 7000 tenaga pendidik, jadi tidak adanya jarak interval antara tenaga pendidik di tengah kota maupun di wilayah terpencil yang ada di kota Samarinda saat ini.
Lebih lanjut, Deni juga menegaskan persoalan pemerataan pendidikan tersebut harus dimaksimalkan sehingga tidak perlu ada yang namanya sekolah unggulan.
“Ini harus betul2 merata tidak ada lagi perbedaan dan juga otomatis itu scara tdak langsung akan menghilangkan yg namanya sekolah unggulan ,identitas sekolah unggulan itu harusnya tidak ada” ucapnya. (MR/Adv/DPRDSamarinda)