HarianBorneo.com, SAMARINDA – Samarinda – Kota Samarinda tengah fokus dalam menemukan sumber-sumber pendapatan baru yang berkelanjutan dengan mengacu pada berakhirnya era tambang pada 2026. Diversifikasi ekonomi menjadi hal yang sangat krusial bagi kelangsungan perekonomian kota Tepian.
Mengenai hal itu, Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menyampaikan bahwa dalam menyongsong masa depan pasca-pertambangan tersebut, terdapat dua sektor yang dinilai memiliki potensi besar, yakni pariwisata dan industri daur ulang.
Samri sapaan akrabnya, menegaskan bahwa kedua sektor ini tidak hanya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi hijau yang ramah lingkungan.
Dirinya menyebut bahwa keberadaan pabrik daur ulang pertama di Kalimantan Timur (Kaltim) yang terletak di Palaran dan Bukuan, merupakan hasil kerja sama antara AQUA Danone dan Prevented Ocean Plastic TM Southeast Asia (POPSEA), yang menjadi contoh nyata tentang bagaimana industri bisa berkontribusi pada pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut pun mengusulkan agar lahan-lahan yang tersisa di kawasan Palaran dimanfaatkan untuk pengembangan pabrik-pabrik serupa yang dapat menghasilkan produk-produk ramah lingkungan.
“Jika lahan-lahan tersisa di Palaran dimanfaatkan untuk pembangunan pabrik serupa, ini bisa menjadi sumber PAD yang efektif,” ujar Samri.
Selain sektor industri, Samri juga menyoroti pentingnya sektor pariwisata sebagai pendorong ekonomi daerah. Dirinya melihat bahwa peningkatan fasilitas wisata dan menciptakan rasa aman bagi wisatawan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya tarik Samarinda sebagai destinasi wisata.
“Orang dari kabupaten lain pasti akan berkunjung ke Samarinda pada akhir pekan. Nah, kita harus memanfaatkan peluang ini agar mereka berbelanja dan menghabiskan uang di sini,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya berharap pemerintah kota dapat lebih serius dalam mengembangkan sektor-sektor kreatif dan inovatif, yang dapat mendiversifikasi sumber pendapatan daerah. Mengingat sumber daya alam yang semakin terbatas, dirinya menegaskan bahwa sudah saatnya untuk berfokus pada pengembangan sektor lain yang dapat menciptakan nilai tambah ekonomi.
“Jika sumber daya alam tidak lagi bisa diandalkan, kita harus beralih pada sektor-sektor yang diciptakan oleh manusia,” tuturnya.
Menurutnya, pengembangan sektor wisata dan industri harus berjalan beriringan. Kedua sektor ini diyakini dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menjaga kestabilan ekonomi kota setelah berakhirnya era pertambangan.
Dengan potensi besar yang dimiliki sektor wisata dan industri daur ulang, Samri optimis bahwa kedua sektor ini akan berperan penting dalam menopang ekonomi Kota Samarinda yang terus berkembang.
“Melalui pengelolaan yang tepat, Samarinda bisa menjadi contoh kota yang tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan, menjadikannya sebagai Kota Peradaban yang siap bersaing di masa depan,” pungkas Samri. (RD/Adv/DPRDSamarinda)