HarianBorneo.com, TENGGARONG – Warga di Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dari laut secara maksimal. Pasalnya, tak hanya menjadi nelayan untuk mencari ikan saja, warga di Desa Kersik juga memanfaatkan air laut untuk diolah menjadi garam.
Hanya perlu lahan seluas satu hektare saja, warga di Desa Kersik mampu memproduksi garam sebanyak 100 kilogram.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Kersik, Jumadi saat dikonfirmasi awak media, pada Senin (10/4/2023).
“Itu juga di atas lahan baru yang digunakan oleh petani didukung dengan bantuan yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim),” ucapnya.
Kualitas garam dari Desa Kersik pun dikenal memiliki kualitas yang baik dan dinilai mampu bersaing di pasaran. Namun, sejauh ini hasil garam Desa Kersik belum bisa dipasarkan ke luar daerah dan hanya dijual di kawasan desa saja.
Jumadi mengatakan bahwa alasan pihaknya belum dapat memasarkan garam hasil desa nya itu ke luar daerah lantaran cakupannya yang masih minim. Sehingga hanya dipasarkan kepada masyarakat desa untuk digunakan sebagai bahan ikan asin dan bahan masakan saja.
“Karena masih kecil cakupannya, jadi untuk pendapatan itu masih kecil jauh dari target,” ungkapnya.
Padahal, Jumadi menerangkan sejauh ini hasil dari produk garam Desa Kersik itu mampu untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Oleh karena itu, Pemerintah Desa (PemDes) Kersik pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar untuk memberikan bantuan berupa tenaga ahli agar para petani garam dapat berinovasi sehingga garam yang dihasilkan pun lebih baik lagi
“Sebenarnya kami butuh tenaga profesional untuk dapat membina para petani garam, kami butuh pelakunya itu untuk melakukan inovasi,” jelasnya.
Ia mengaku, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) sebenarnya telah memberikan bantuan kepada petani garam di Desa Kersik. Hanya saja bantuan yang diberikan tidak berbarengan dengan pendampingan tenaga ahli. Sehingga para petani garam minim inovasi untuk pengembangan produksi garamnya.
“Kami berharap semoga ada tenaga ahli yang siap membantu dalam pengembangannya,” pungkasnya. (VY/Adv/PemkabKukar)