HarianBorneo.com, SAMARINDA – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Joha Fajal, menyoroti kejadian kesalahan dalam penghitungan suara yang hampir merata di Kota Samarinda.
Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman individu terkait cara penghitungan suara, “Kita anggap bahwa kejadian itu memang tidak tau cara mencatatnya, suara individu dengan suara partai itu masing masing diberi satu yang bisa jadi dua,” jelasnya, (25/3/2024).
Joha menekankan perlunya evaluasi langsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memastikan petugas penyelenggara pemilu memahami tugas mereka dengan baik.
“Kita anggap bahwa itu hanya pemahaman dari petugas kpps yang tidak paham, itu yang harus kita evaluasi dengan kpu ,agar betul betul yang berkaitan dengan pelatihan itu agar ditingkatkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Joha mengungkapkan bahwa meskipun penyelenggara yang memiliki pengalaman diharapkan lebih terampil, namun penyelenggara baru masih bisa menghadapi tantangan yang merugikan baik individu maupun partai.
Dalam konteks ini, Joha menegaskan bahwa peran DPRD adalah untuk melakukan pengawasan, bukan untuk mengambil alih tugas KPU. Setiap kesalahan yang terdeteksi akan disampaikan ke KPU untuk perbaikan.
“Jadi bukan mengambil, tapi menjalankan sesuai tugas dan wewenang lembaga ini untuke melakukan pengawasan, ya kita memberikan masukan ke KPU,” tutupnya. (MR/Adv/DPRDSamarinda)