HarianBorneo.com, TENGGARONG – Desa Perangat Baru yang berada di Kecamatan Marangkayu dikenal sebagai salah satu kawasan penghasil kopi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Bahkan Desa Perangat Baru juga memiliki komoditi unggulan dari perkebunan kopi tersebut, yakni Kopi Luwak.
Bahkan diketahui bahwa Kopi Luwak di Desa Perangat Baru juga mampu menarik minat dari berbagai daerah. Tak hanya dari Pulau Kalimantan saja, melainkan juga hingga ke pulau Bali.
“Sebenarnya banyak yang minat dengan kopi luwak desa kami, hanya saja baru 2 hektare saja yang maksimal memproduksi, jadi masih terbatas untuk dipasarkan ke luar. Saat ini masih di pasarkan lokal saja,” ucap Kepala Desa Perangat Baru, Fitriati saat dikonfirmasi Rabu (19/4/2023).
Melihat potensi itu, Pemerintah Desa (PemDes) Perangat Baru pun berencana untuk mengembangkan sektor perkebunan kopi luwak guna meningkatkan perekonomian warga di sana.
Diketahui, Kopi Luwak dari Desa Perangat Baru dapat terjual dengan harga yang cukup fantastis yakni dikisaran Rp 4,5 juta per kilogramnya.
Kepala Desa Perangat Baru, Fitriati mengatakan bahwa potensi itulah yang dilihat oleh PemDes untuk dijadikan program khusus dari desa.
“Saat ini jumlah petani kopi yang ada di desa kami ada sekitar 50 orang, mereka sudah melakukan penanaman kopi,” ungkapnya.
Walaupun mempunyai potensi yang terbilang besar, namun Fitriati mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa menghasilkan banyak kopi luwak. Sebab, tanaman kopi di desanya baru sekitar dua hektare saja yang aktif memproduksi di atas lahan seluas 25 hektare.
Untuk itu, PemDes Perangat Baru merencanakan akan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memaksimalkan pengelolaan produksi kopi luwak. Tujuannya agar dapat meningkatkan perekonomian petani kopi di Desa Perangat Baru.
Sehingga, diharapkan nantinya kopi luwak Desa Perangat Baru dapat membantu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes)
“Nanti setelah berjalan ini akan dikelola BUMDes yang akhirnya jadi PADes,” pungkasnya. (VY/Adv/PemkabKukar)