HarianBorneo.com, SAMARINDA – Pergaulan remaja yang semakin bebas saat ini membuat moral generasi muda semakin terdegradasi. Hal itu dapat dilihat dari tingginya kasus hamil diluar nikah yang menjerat para remaja di Indonesia, khususnya di Kaltim.
Permasalahan ini mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Kaltim, Fitri Maisyaroh. Politisi PKS ini bahkan mendesak Pemprov Kaltim untuk segera mengambil sikap mengingat Benua Etam menjadi salah satu wilayah dengan angka dispensasi pernikahan yang cukup tinggi.
“Rata-rata kasus dispensasi pernikahan atau upaya untuk menikah yang belum mencapai batas minimal usia, disebabkan oleh remaja yang hamil di luar nikah. Setiap tahunnya di Kaltim tercatat sebanyak seribu kasus, lebih memprihatinkan lagi, mereka yang terjaring kasus itu sebagian masih berstatus pelajar, yang mana kalau kita tahu anak ini harusnya sekolah dan menatap masa depan,” ungkap Fitri, Rabu (22/3).
Tingginya angka pernikahan usia dini di Benua Etam tentu dapat menimbulkan potensi bertambahnya angka stunting di Kaltim. Padahal Pemprov Kaltim tengah gencar menanggulangi penambahan angka stunting. Sehingga, ia menegaskan penanggulangan stunting selain dengan upaya memenuhi gizi, pemerintah juga perlu mengatasi kasus pernikahan dini.
“Jadi upaya untuk menurunkan stunting tidak hanya sekedar memenuhi gizi tetapi dilihat kesesuaian,” sebutnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim ini menilai, salah satu faktor tingginya kasus pernikahan usia dini diakibatkan karena minimnya kedekatan seorang putri dengan ayahnya. Tentu hal itu sesuai riset yang berhasil pihaknya terima. Maka dari itu, Fitri berpesan kepada setiap orangtua, khususnya ayah supaya dapat lebih memperhatikan putrinya dalam bergaul.
“Kalau dia dekat dengan ayahnya mendapat kasih sayang dia akan mengukur laki-laki itu dengan ayahnya,” singkatnya. (NF/Adv/DPRDKaltim)