HarianBorneo.com, SAMARINDA – Flyover merupakan salah satu akses utama bagi pengguna jalan yang menghubungkan antara Jl AW Syahrani menuju Jl Juanda. Dengan adanya retakan pada dinding luar flyover tersebut menjadi keresahan masyarakat Kota Samarinda yang melintas di atas flyover. Hal ini belum lama terjadi dan heboh di media sosial.
Tak heran Komisi III DPRD Samarinda akhirnya melakukan peninjauan, Senin (12/9/2022), terkait adanya retakan pada dinding luar flyover dan juga adanya genangan air saat hujan datang yang kerap mengganggu lalu lintas di bawah flyover. Sebab ketidaknyamanan yang dirasakan pengguna lalu lintas di bawah flyover juga terjadi akibat adanya genangan air.
Dua persoalan ini menganggu akses masyarakat yang melintas baik di atas maupun di bawah flyover. Kerap terjadi kemancetan akibat genangan tersebut, karena masyarakat berusaha melalui bagian jalan yang dangkal. Sedangkan bagi yang melintas di atas flyover, merasa khawatir akan terjadinya kemungkinan terburuk akan retaknya dinding bagian luar flyover tersebut.
Dikarenakan hal ini, Komisi III DPRD Samarinda bersama dinas PUPR Kota Samarinda melakukan tinjauan langsung di flyover. Berdasarkan tinjauan tersebut, flyover masih dikatakan aman untuk dilalui pengendara.
“Yang retak hanyalah bagian yang digunakan untk menutup kolong flyover bukan dibagian konstruksi bagunannya,” ujar Angkasa.
Dijelaskan bahwa keretakan terjadi saat pembangunan keadaan tanah masih basah, begitu keadaan kering terjadi rongga tanah sehingga muncul retakan pada bagian luar flyover. Tapi secara teknis diyakini bahwa hal tersebut tidak berpengaruh pada bagian konstruksi flyover tersebut.
“Secara teknis dan secara konstruksi tidak ada pengaruhnya, yang turun itu belt (sabuk) yang mengait dinding sana dan dinding sini, ikut tertarik. Sehingga dinding itu ikut terturun, karena fungsinya cuman menyusun aja, jadi sacara teknis masih terbilang aman,” tutup Angkasa.(Im/Adv)