HarianBorneo.com, SAMARINDA – Banyak desainer kini telah membuat kreasi busana muslim menjadi busana yang lebih modern dan kontemporer. Tak hanya dari segi desain saja, namun para desainer banyak mengeksplorasi dari tema, bahan, maupun gaya.
Hal ini terlihat dari perhelatan hari ke-4 MUFFEST+2023 di The Westin pada 10 Maret 2023. Di ajang ini sederet label berikut berani menampilkan gaya lain yang mencuri perhatian.
Sofie x Rose.Ma.Lina
Tailoring, motif abstrak, dan warna jadi tiga elemen yang diramu oleh Sofie dan Rose.Ma.Lina dalam koleksi kolaborasi keduanya.
Lewat pilihan potongan dan siluet yang berkesan streetwear berhasil membuat kombinasi warna dan motif yang kontras jadi terlihat modis, vibran, dan tidak berlebihan.
ZM Zaskia Mecca
Jika umumnya unsur tradisional yang sering jadi inspirasi fashion adalah wastra, maka label ZM Zaskia Mecca mengangkat unsur yang cukup berbeda yakni aksara yang hampir punah.
Ada dua edisi yang ditampilkan yakni Aksara Minangkabau dan Aksara Batak. Menariknya unsur tradisional tersebut ditampilkan dalam deretan busana bergaya kasual seperti blus, jaket, dan luaran.
Buttonscarves
Buttonscarves masih setia dengan garis desainnya yang feminin dan elegan. Namun pada koleksinya kali ini Buttonscarves menawarkan sesuatu yang sepertinya masih jarang digarap di ranah busana muslim yakni tailoring.
Gaya tailoring diwujudkan dalam rupa blazer dan mantel yang dikenakan bersama blus, rok, ataupun celana panjang.
Keberagaman material juga turut jadi focal point dari koleksi bertajuk The Dream Capsules ini yang mana memakai denim, jacquard, rajutan, satin, dan denim.
Boolao
Koleksi busana laki-laki juga turut ditampilkan di MUFFEST+ 2023. Salah satu yang mengkreasikannya adalah label Boolao. Deretan kemeja, blazer, dan coat bernuansa biru yang bergaya kontemporer dibuat dari katun dan linen yang berasal dari serat alami.
Selain itu pada keterangan yang dirilis, motif jumputan yang menghiasinya dibuat dengan teknik ecoprinting di mana tumbuhan dibiarkan meninggalkan jejak.
Boolao juga turut memberdayakan ibu-ibu di Kabupaten Sayang, Bandung dalam pembuatan kain tersebut. (MF/HarianBorneo.com)